Kamis, 24 Februari 2011

Perlakuan khusus tanaman jeruk lemon dalam pot

A. PEMANGKASAN TANAMAN
Tidak semua ranting dan cabang tanaman jeruk lemon bisa menghasilkan buah. Dalam pertumbuhannya, tanaman lemon dalam pot sering mengeluarkan ranting dan beberapa cabang air yang hanya menghabiskan energi tanaman. Ranting  dan cabang yang tidak produktif ini biasanya tumbuh di tengah-tengah batang atau di batang bawah. Jika ranting atau cabang yang tumbuh ini berasal dari batang bawah yang letaknya di bawah sambungan (bibit lemon berasal dari okulasi atau sambung pucuk) akan mengalahkan pertumbuhan batang bagian atas sehingga buah yang keluar seperti yang dikehendaki.
Dalam merawat tanaman lemon dalam pot, ranting dan cabang seperti itu perlu dipangkas agar tida mangganggu pertumbuhan tanaman. Pemangkasan juga dapat memperindah bentuk percabangan tanaman dan energi untuk pembuahan tidak terbuang. Pemmangkasan harus rutin dikukan. Diusahakan tidak menunggu waktu lama sejak keluarnya ranting dan cabang yang tidak dikehendaki. Perawatan pemangkasan pertama kali dilakukan sejak bibit dipindah ke dalam pot penanaman. Pemangkasan dilakukan untuk mengurangi daun dan ranting agar penguapan pasca pemindahan bibit ke dalam pot tidak terlalu besar.
Cabang tanaman lemon juga bisa dibentuk lewat pemangkasan. Pembentukan cabang ini biasanya dilakukan 2 bulan sejak bibit ditanam di pot. Pemangkasan dilakukan dengan menjarangkan cabang yang berdekatan dan cabang yanag terlalu rendah, termasuk cabang air. Salah satu cabang yang letaknya tumpang tindih dan jaraknya kurang dari 5 cm sebaiknya dibuang. Selain mengurangi cabang yang tidak produktif, pemangkasan juga berguna untuk mencegah serangan hama penyakit yang gemar bersarang di tempat yang rimbun dan lembab, sseperti kutu putih, aphids, an beberapa jenis cendawan.
B. MERANGSANG PEMBUAHAN DENGAN PUPUK
Untuk membuahkan tanaman lemon dalam pot diperlukan pupu yang kadar fosfornya (P) tinggi karena unsur inilah yang membantu pembentukan bunga dan buah serta pemasakan buah. Umumnya pupuk P didapat lewat pupuk tunggal TSP (Ca(HPO₄)₂) atau lewat pupuk majemuk NPK yang mengandung kadar P tinggi, seperti NPK 15:15:15 atau NPK 16-16-16+ TE (trace element), NPK 12-34-12, atau NPK 8-24-24.
Selain pupuk NPK yang diberikan lewat akar, pembuahan lemon dalam pot juga bisa dibantu dengan pupuk  NPK berkadar P tinggi yang diberikan lewat daun. Pupuk daun yang bisa digunakan antara lain Gandasil B, Gandapan, Foliar, Growmore, Hiponex, dan berbagai merek pupuk daun lain yang berkadar P tinggi. Kandungan N,P,K pupuk ini bisa dilihat di kemasan pupuk.
Pemupukan untuk merangsang pembuahan bisa dilakukan pada tanaman lemon dalam pot yang sudah berumur 1 tahun sejak dipindahkan ke dalam pot penanaman. Tanaman muda yang verasal dari perbanyakan dengan cangkok dan stek, kadang-kadang sudah bisa menghasilkan bunga pada unur 3-5 bulan sejak dipindahkan ke dalam pot. Namun, pada umur ini sebaiknya bunga dibuang saja, karena energi yang diperlukan tanaman untuk berbuah masih sangat terbatas. Apabila dipaksakan buah yang dihasilkan tidak akan memuaskan.
Pada umur 1 tahun sejak pindah ke dalam pot, tanaman lemon yang akan dibuahkan bisa diberi pupuk NPK berkadar P tinggi atau campuran antara urea, SP-36/TSP dan KCL. Tanaman berumur 1 tahun yang ditanam dalam pot ember  berukuran 10 liter bisa diberi pupuk NPK sebanyak 2 sendok makan (sdm) atau campuran urea, SP-36 1 sdm dan KCL 1 sdm. Untuk tanaman berumur 1 tahun yang ditanam di dalam pot drum, bisa diberi pupuk NPK berkadar P tinggi sebanyak 4 sdm atau campuran urea dan SP-36 2 sdm dan KCL 2 sdm. Agar penyerapan pupuk oleh tanaman lebih cepat, sebaiknya pupuk dilarutkan terlebih dahulu ke dalam 2 liter air.
 Pemupukan dilakukan dengan cara membuat lubang melingkar mengikuti lingkaran pot sedalam ±5 cm. Setelah itu, pupuk dimasukkan dan ditimbun kembali dengan tanah kemudian media disiram agar pupuk larut dan meresap ke dalam tanah.
Selain lewat akar, pupuk berkadar P tinggi juga diberikan lewat daun. Interval pemberian 1 minggu sekali. Penyemprotan ini dilakukan terus sampai tanaman mengeluarkan bunganya. Dosis pupuk daun yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan petunjuk yang tertera pada kemasan pupuk. Setelah kuncup bunga keluar, penyemprotan dihentkan agar bunga tidak rontok.
C. MERANGSANG PEMBUAHAN DENGAN ZPT
Alternatif lain untuk merangsang pembuahan tanaman lemon dalam pot adalah dengan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT). Jenis ZPT banyak ragamnya, ada pengatur tumbuh akar, pengatur tunbuh daun,ada juga pengatur tumbuh bunga. Zat pengatur tumbuh ini biasanya digunakan untuk membuahkan tanaman lemon dalam pot serentak. Para pedagang lemon dalam pot sering memakainya untuk mengatur jdwal tanaman berbuah. Hal ini biasa dilakukan untuk memenuhi pesanan para hobiis tanaman pad event tertentu.
Syarat tanaman yang akan dirangsang pembungaan dengan ZPT adalah harus cukup umur atau siap berbuah, sehat, subur dan unsur haranya terenuhi. Perlakuan yang tidak sesuai dengan syarat tersebut justru menyebabkan tanaman mati, baik sebelum atau sesudah tanaman bebuah.
Bayak jenis dan merek ZPT yang beredar di pasaran. Jenis bahan aktif yang paling banyak digunakan dalam ZPT adalah  paclobutrazol. Cara kerja paclobutrazol adalah dengan menghambat keluarnya daun tanaman. Karena daunnya dihambat keluar, energi yang disimpan oleh tanaman akan keluar dalam bentuk bunga dan akhirnya berubah menjadi buah.
Cara penggunaan ZPT dengan menyemprotkannya ke seluruh bagian tanaman yang ada di permukaan tanah, terutama bagian daunnya. Khusus untuk paclobutrazol murni, pemakaian cukup 0,1 ml per liter air. Sementara itu, pemakaian ZPT dengan merek lain yang juga berbahan aktif paclobutrazol mengikuti petunjuk yang tertera pada kemasan. Salah satu merk dagang ZPT yang bisa digunakan adalah Cultar dan Goldstar. Jenis ZPT lain yang bisa digunakan adalah Atonik, Dekamon, Gibberelin,dan Hydrasil. Berbagai jenis ZPT itu bisa diperoleh di toko-toko pertanian.
Jika cuaca sedang cerah atau tidak sedang turun hujan, penyemprotan ZPT cukup dilakukan satu kali, dan bisa diulangi 2 minggu kemudian. Reaksi kerja ZPT sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanaman. Jika tanaman cukup subur, 1 bulan setelah pembeian ZPT tanaman sudah bisa berbunga.

D. MERANGSANG PEMBUAHAN DENGAN STRES AIR
Selain menggunakan pupuk berkadar P tinggi, bunga dan buah lamon dalam pot dapat dirangsang dengan stres air. Inilah salah satu keuntungan menanam lemon dalam pot, yakni bisa dengan mudah merekayasa pengturan air untuk merangsang pembuahanya. Rekayasa pemberian air ini sulit dilakukan pada tanaman yang ditanam di lahan. Perlakuan stres air nin umumnya dilakukan jika pemakaian pupuk untuk merangsang pembungaan tidak berhasil dengan baik.
Tanaman lemon dalam pot yang akan dirangsang buahnya dengan stres air sebaiknya benar-benar dalam kondisi sehat dan subur. Pasalnya, setelah mengalami stres air, tanaman tersebut harus mempunyai unsur hara dan energi untuk membentuk bunga dan buah. Jika tanaman yang akan diberi perlakuan stres air tidak sehat dan subur, ada kemungkinan bunga dan buah masih bisa keluar, tetapi mudah rontok. Selain sehat dan subur, tanaman yang akan diberi stres air, buahnya minimum sudah dipanen semua 1 bulan sebelum atau sudah beristirahat selama 1 bulan.
Tahap perlakuan stres air untuk merangsang keluarnya bunga dan buah sebagai berikut:
Dua minggu sebelum perlakuan stres air, pupuk tanaman lemon menggunakan NPK. Gunakan pupuk NPK berkadar P tinggi.
Dua minggu setelah pemupukan letakkan tanaman di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung setiap hari.
Biarkan tanaman tersebut terkena sinar matahari tanpa disiram air sedikitpun. Perlakuan ini berlangsung selama ± 1-2 minggu atau sampai tanaman hampir layu dan mengalami stres, tetapi tidak sampai mati.
Setelah stres karena kekurangan air, tanaman diairi terus-menerus. Jika cuaca sedang panas, tanaman disiram 3x sehari. Penyiraman dilakukan terus sekitar dua minggu. Setelah itu dilakukan penyiraman secara normal, sehari 1x atau tergantung dengan kondisi kelembaban media tanamnya.
2-3 minggu setelah perlakuan stres air, biasanya tanaman lemon akan mengeluarkan tunau-tunas daun baru yang dibarengi dengan munculnya kuncup-kuncuo bunga. Setelah bunga muncul,media tanam harus dijaga supaya tidak terlalu basah atau terlalu kering. Media yang terlalu basah atau kering bisa menyebabkan bunga rontok.
E. MERANGSANG PEMBUAHAN DENGAN MELUKAI BATANG TANAMAN
Melukai batang tanaman merupakan cara lama untuk membuahkan tanaman. Cara ini sampai sekarang masih dipraktikkan. Meskipun berhasil memaksa tanaman untuk berbuah, tetapi cara ini sebaiknya dijadikan sebagai pilihan terakhir.
Ada banyak cara pemaksaan berbuah dengan melukai batang tanaman. Cara yang umum dilakukan adalah dengan mengikat erat batang tanaman menggunakan kawat sampai kulit terluka menembus batang kayu. Cara lainnya adalah dengan mengelupas kulit tanaman sampai terlihat kambiumnya.
Cara pelukaan ini tanpa disengaja menyebabkan proses pengiriman karbohidrat dari tanaman ke akar terhambat sehingga terjadi penimbunan karbohidrat di batang, ranting dan daun. Dengan penimbunan ini maka akan mempercepat munculnya bunga dan buah.
Kekurangan dari membuahkan tanaman dengan cara melukai batang adalah terjadinya luka pada tanaman. Luka yang ditimbulkan  ini dikhawatirkan bisa terinfeksi oleh penyakit, seperti jamur, bakteri dan virus CVPD

Perlakuan khusus tanaman lemon dalam pot

Tidak semua ranting dan cabang tanaman jeruk lemon bisa menghasilkan buah. Dalam pertumbuhannya, tanaman lemon dalam pot sering mengeluarkan ranting dan beberapa cabang air yang hanya menghabiskan energi tanaman. Ranting  dan cabang yang tidak produktif ini biasanya tumbuh di tengah-tengah batang atau di batang bawah. Jika ranting atau cabang yang tumbuh ini berasal dari batang bawah yang letaknya di bawah sambungan (bibit lemon berasal dari okulasi atau sambung pucuk) akan mengalahkan pertumbuhan batang bagian atas sehingga buah yang keluar seperti yang dikehendaki.
Dalam merawat tanaman lemon dalam pot, ranting dan cabang seperti itu perlu dipangkas agar tida mangganggu pertumbuhan tanaman. Pemangkasan juga dapat memperindah bentuk percabangan tanaman dan energi untuk pembuahan tidak terbuang. Pemmangkasan harus rutin dikukan. Diusahakan tidak menunggu waktu lama sejak keluarnya ranting dan cabang yang tidak dikehendaki. Perawatan pemangkasan pertama kali dilakukan sejak bibit dipindah ke dalam pot penanaman. Pemangkasan dilakukan untuk mengurangi daun dan ranting agar penguapan pasca pemindahan bibit ke dalam pot tidak terlalu besar.
Cabang tanaman lemon juga bisa dibentuk lewat pemangkasan. Pembentukan cabang ini biasanya dilakukan 2 bulan sejak bibit ditanam di pot. Pemangkasan dilakukan dengan menjarangkan cabang yang berdekatan dan cabang yanag terlalu rendah, termasuk cabang air. Salah satu cabang yang letaknya tumpang tindih dan jaraknya kurang dari 5 cm sebaiknya dibuang. Selain mengurangi cabang yang tidak produktif, pemangkasan juga berguna untuk mencegah serangan hama penyakit yang gemar bersarang di tempat yang rimbun dan lembab, sseperti kutu putih, aphids, an beberapa jenis cendawan.
MERANGSANG PEMBUAHAN DENGAN PUPUK
Untuk membuahkan tanaman lemon dalam pot diperlukan pupu yang kadar fosfornya (P) tinggi karena unsur inilah yang membantu pembentukan bunga dan buah serta pemasakan buah. Umumnya pupuk P didapat lewat pupuk tunggal TSP (Ca(HPO₄)₂) atau lewat pupuk majemuk NPK yang mengandung kadar P tinggi, seperti NPK 15:15:15 atau NPK 16-16-16+ TE (trace element), NPK 12-34-12, atau NPK 8-24-24.
Selain pupuk NPK yang diberikan lewat akar, pembuahan lemon dalam pot juga bisa dibantu dengan pupuk  NPK berkadar P tinggi yang diberikan lewat daun. Pupuk daun yang bisa digunakan antara lain Gandasil B, Gandapan, Foliar, Growmore, Hiponex, dan berbagai merek pupuk daun lain yang berkadar P tinggi. Kandungan N,P,K pupuk ini bisa dilihat di kemasan pupuk.
Pemupukan untuk merangsang pembuahan bisa dilakukan pada tanaman lemon dalam pot yang sudah berumur 1 tahun sejak dipindahkan ke dalam pot penanaman. Tanaman muda yang verasal dari perbanyakan dengan cangkok dan stek, kadang-kadang sudah bisa menghasilkan bunga pada unur 3-5 bulan sejak dipindahkan ke dalam pot. Namun, pada umur ini sebaiknya bunga dibuang saja, karena energi yang diperlukan tanaman untuk berbuah masih sangat terbatas. Apabila dipaksakan buah yang dihasilkan tidak akan memuaskan.
Pada umur 1 tahun sejak pindah ke dalam pot, tanaman lemon yang akan dibuahkan bisa diberi pupuk NPK berkadar P tinggi atau campuran antara urea, SP-36/TSP dan KCL. Tanaman berumur 1 tahun yang ditanam dalam pot ember  berukuran 10 liter bisa diberi pupuk NPK sebanyak 2 sendok makan (sdm) atau campuran urea, SP-36 1 sdm dan KCL 1 sdm. Untuk tanaman berumur 1 tahun yang ditanam di dalam pot drum, bisa diberi pupuk NPK berkadar P tinggi sebanyak 4 sdm atau campuran urea dan SP-36 2 sdm dan KCL 2 sdm. Agar penyerapan pupuk oleh tanaman lebih cepat, sebaiknya pupuk dilarutkan terlebih dahulu ke dalam 2 liter air.
 Pemupukan dilakukan dengan cara membuat lubang melingkar mengikuti lingkaran pot sedalam ±5 cm. Setelah itu, pupuk dimasukkan dan ditimbun kembali dengan tanah kemudian media disiram agar pupuk larut dan meresap ke dalam tanah.
Selain lewat akar, pupuk berkadar P tinggi juga diberikan lewat daun. Interval pemberian 1 minggu sekali. Penyemprotan ini dilakukan terus sampai tanaman mengeluarkan bunganya. Dosis pupuk daun yang diberikan sebaiknya disesuaikan dengan petunjuk yang tertera pada kemasan pupuk. Setelah kuncup bunga keluar, penyemprotan dihentkan agar bunga tidak rontok.
MERANGSANG PEMBUAHAN DENGAN ZPT
Alternatif lain untuk merangsang pembuahan tanaman lemon dalam pot adalah dengan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT). Jenis ZPT banyak ragamnya, ada pengatur tumbuh akar, pengatur tunbuh daun,ada juga pengatur tumbuh bunga. Zat pengatur tumbuh ini biasanya digunakan untuk membuahkan tanaman lemon dalam pot serentak. Para pedagang lemon dalam pot sering memakainya untuk mengatur jdwal tanaman berbuah. Hal ini biasa dilakukan untuk memenuhi pesanan para hobiis tanaman pad event tertentu.
Syarat tanaman yang akan dirangsang pembungaan dengan ZPT adalah harus cukup umur atau siap berbuah, sehat, subur dan unsur haranya terenuhi. Perlakuan yang tidak sesuai dengan syarat tersebut justru menyebabkan tanaman mati, baik sebelum atau sesudah tanaman bebuah.
Bayak jenis dan merek ZPT yang beredar di pasaran. Jenis bahan aktif yang paling banyak digunakan dalam ZPT adalah  paclobutrazol. Cara kerja paclobutrazol adalah dengan menghambat keluarnya daun tanaman. Karena daunnya dihambat keluar, energi yang disimpan oleh tanaman akan keluar dalam bentuk bunga dan akhirnya berubah menjadi buah.
Cara penggunaan ZPT dengan menyemprotkannya ke seluruh bagian tanaman yang ada di permukaan tanah, terutama bagian daunnya. Khusus untuk paclobutrazol murni, pemakaian cukup 0,1 ml per liter air. Sementara itu, pemakaian ZPT dengan merek lain yang juga berbahan aktif paclobutrazol mengikuti petunjuk yang tertera pada kemasan. Salah satu merk dagang ZPT yang bisa digunakan adalah Cultar dan Goldstar. Jenis ZPT lain yang bisa digunakan adalah Atonik, Dekamon, Gibberelin,dan Hydrasil. Berbagai jenis ZPT itu bisa diperoleh di toko-toko pertanian.
Jika cuaca sedang cerah atau tidak sedang turun hujan, penyemprotan ZPT cukup dilakukan satu kali, dan bisa diulangi 2 minggu kemudian. Reaksi kerja ZPT sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanaman. Jika tanaman cukup subur, 1 bulan setelah pembeian ZPT tanaman sudah bisa berbunga.

MERANGSANG PEMBUAHAN DENGAN STRES AIR
Selain menggunakan pupuk berkadar P tinggi, bunga dan buah lamon dalam pot dapat dirangsang dengan stres air. Inilah salah satu keuntungan menanam lemon dalam pot, yakni bisa dengan mudah merekayasa pengturan air untuk merangsang pembuahanya. Rekayasa pemberian air ini sulit dilakukan pada tanaman yang ditanam di lahan. Perlakuan stres air nin umumnya dilakukan jika pemakaian pupuk untuk merangsang pembungaan tidak berhasil dengan baik.
Tanaman lemon dalam pot yang akan dirangsang buahnya dengan stres air sebaiknya benar-benar dalam kondisi sehat dan subur. Pasalnya, setelah mengalami stres air, tanaman tersebut harus mempunyai unsur hara dan energi untuk membentuk bunga dan buah. Jika tanaman yang akan diberi perlakuan stres air tidak sehat dan subur, ada kemungkinan bunga dan buah masih bisa keluar, tetapi mudah rontok. Selain sehat dan subur, tanaman yang akan diberi stres air, buahnya minimum sudah dipanen semua 1 bulan sebelum atau sudah beristirahat selama 1 bulan.
Tahap perlakuan stres air untuk merangsang keluarnya bunga dan buah sebagai berikut:
Dua minggu sebelum perlakuan stres air, pupuk tanaman lemon menggunakan NPK. Gunakan pupuk NPK berkadar P tinggi.
Dua minggu setelah pemupukan letakkan tanaman di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung setiap hari.
Biarkan tanaman tersebut terkena sinar matahari tanpa disiram air sedikitpun. Perlakuan ini berlangsung selama ± 1-2 minggu atau sampai tanaman hampir layu dan mengalami stres, tetapi tidak sampai mati.
Setelah stres karena kekurangan air, tanaman diairi terus-menerus. Jika cuaca sedang panas, tanaman disiram 3x sehari. Penyiraman dilakukan terus sekitar dua minggu. Setelah itu dilakukan penyiraman secara normal, sehari 1x atau tergantung dengan kondisi kelembaban media tanamnya.
2-3 minggu setelah perlakuan stres air, biasanya tanaman lemon akan mengeluarkan tunau-tunas daun baru yang dibarengi dengan munculnya kuncup-kuncuo bunga. Setelah bunga muncul,media tanam harus dijaga supaya tidak terlalu basah atau terlalu kering. Media yang terlalu basah atau kering bisa menyebabkan bunga rontok.
MERANGSANG PEMBUAHAN DENGAN MELUKAI BATANG TANAMAN
Melukai batang tanaman merupakan cara lama untuk membuahkan tanaman. Cara ini sampai sekarang masih dipraktikkan. Meskipun berhasil memaksa tanaman untuk berbuah, tetapi cara ini sebaiknya dijadikan sebagai pilihan terakhir.
Ada banyak cara pemaksaan berbuah dengan melukai batang tanaman. Cara yang umum dilakukan adalah dengan mengikat erat batang tanaman menggunakan kawat sampai kulit terluka menembus batang kayu. Cara lainnya adalah dengan mengelupas kulit tanaman sampai terlihat kambiumnya.
Cara pelukaan ini tanpa disengaja menyebabkan proses pengiriman karbohidrat dari tanaman ke akar terhambat sehingga terjadi penimbunan karbohidrat di batang, ranting dan daun. Dengan penimbunan ini maka akan mempercepat munculnya bunga dan buah.
Kekurangan dari membuahkan tanaman dengan cara melukai batang adalah terjadinya luka pada tanaman. Luka yang ditimbulkan  ini dikhawatirkan bisa terinfeksi oleh penyakit, seperti jamur, bakteri dan virus CVPD

Sabtu, 12 Februari 2011

Perlakuan khusus tanaman jeruk asam

Pemangkasan dilakukan berdasarkan tujuannya. Tujuan pemangkasan tergangtung umur dan fase pertumbuhan tanaman jeruk asam yang dibudidayakan. Adapun tujuan pemangkasan pada tanaman jeruk asam sebagai berikut:
1. Mengatur pertumbuhan tanaman.
2. Merangsang pertumbuhan bunga dan buah.
3. Menghilangkan bagian tanaman yang sakit, rusak,atau mati.
4. Meremajakan tanaman yang telah tua.
5. Menjarangkan atau membuang cabang-cabang yang tidak dikehendaki atau tidak teratur tumbuhnya pada tanaman yang tajuknya terlalu rimbun.
6. Memotong pucuk pohon agar tanaman tidak terlalu tinggi.
7. Membuat sinar matahari bisa masuk sampai kebagian dalam tanaman sehingga bisa mengurangi kelembaban disekitar pohon.
I. CARA PEMANGKASAN
Cara pemangkasan yang benar dapat membentuk tanaman bertajuk indah, sirkulasi udara dalam tajuk menjadi lancar dan sinar matahari bisa menembus sampai kedalam tajuk. Dengan demikian, lingkungan sekitar tanaman tidak lembab karena suasana lembab mengundang datangnya hama dan penyakit dan mempengarihi optimalisasi produksi karena tanaman dapat berbuah optimal jika ada sinar matahari yang cukup. Sebaliknya, pemangkasan yang salah akan merusak bentuk tanaman atau tajuk dan dapat menurunkan produksi buah. Oleh karena itu, cara pemangkasan perlu diperhatikan.
Pemangkasan sebaiknya dilakukan menjelang musim hujan, sekitar bulan Oktober, November dan Desember agar bagian yang dipangkas bisa cepat tumbuh lagi. Untuk memangkas dahan yang ukurannya, gunakan gergaji potong yang tajam agar pemotongannya mudah dilakukan. Sementara untuk memangkas cabang atau ranting yang ukurannya kecil dapat digunakan gunting pangkas. Adapun cara pemangkasan yang dilakukan para pekebun secara umum sebagai berikut:
1) Ranting yang keluar dari dahan harus dipotong habis sampai di bagian pangkalnya.
2) Sebaiknya pemangkasn berbentuk miring kedalam agar ketika hujan turun airnya tidak membasahi luka. Pasalnya, air hujan dapat dijadikan jalan untuk pertumbuhan jamur.
3) Luka bekas pangkasan diolesi parafin atau pestisida seperti Dhitane M-45, Antracol agar tidak dijadikan pintu masuk serangan hama, missalkan semut, penggerek atau cendawan.
II. PEMANKASAN BENTUK
Pemangkasan ini dapat dilakukan pada saat tanaman belum dipotkan atau masih dalam bibit atau saat dipindahkan ke pot tujuannya untuk mengurangi daun dan ranting agar penguapan pasca pemindahan ke dalam pot tidak terlalu besar. Umur bibit sekitar setahun dengan ketinggian antara 70-100 cm.hal yang perlu diperhatikan dalam pemangkasan ini adalah sebagai berikut:
a) Lakukan pemangkasan menjelang musim hujan.
b) Cabang dan ranting yang harus dipangkas adalah cabang air, cabangf yang tumbuh ke arah batang utama, cabang dan ranting yang tumbuh tumpang tindih, serta bagian tanaman yang mati, yang patah atau rusak.
c) Pemangkasan menggunakan gunting, pisau atau alat sejenis yang tajam agar bagian yang dipangkas tidak patah atau terkelupas kulitnya.
d) Cabang dan ranting atau bagian lain yan gdipangkas segera dibersihkan atau dibuang jauh-jauh dari lokasi.
Cara pembentukan tajuk pada tanaman jeruk asam sebagai berikut:
1. Pemangkasan dilakukan pada tanaman yang masih muda atau belum berproduksi (masih muda).
2. Batang tanaman yang dipotong pada ketinggian 60 cm dari atas tanah.
3. Hasil pemotongan akan tumbuh 3-4 tunas baru. Tunas baru tersebut dipelihara tiga tunas yang pertumbuhannya sempurna. Tunas yang tumbuh ini akan menjadi cabang yang disebut cabang primer.
4. Setahun kemudian, tiga tunas dipotong lagi dan disisakan 20 cm diukur dari pangkal cabang. Hasil pemangkasan akan tumbuh beberapa tunas, tetapi yang dipelihara cukup tiga tunas saja uang pertumbuhannya sempurna. Cabang yang tumbuh dari cabang primer disebut cabang sekunder.
5. Biasanya setekah cabang ini tumbuh, tidak dilakukan pemangkasan lagi karena buah jeruk dapat muncul dari cabang sekunder. Namun, pemangkasan dapat dilakukan untuk menumbuhkan cang tersier.
III. PEMANGKASAN PEMELIHARAAN
Pemangkasan pemeliharaan atau pemangkasan ringan dilakukan sejak tanaman masih kecil atau bersamaan dengan pemangkasan bentuk. Bagian tanaman yang dipangkas adalah
• Tunas air yang biasa tumbuh di batang utama.
• Cabang yang tumbuh mengarah ke batang utama atau cabang balik.
• Cabang yang tumbuh ke bawah.
• Cabang yang kurang sehat.
IV. PEMANGKASAN PRODUKSI
Pemangkasan produksi pada tanaman jeruk asam adalah pemangkasan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas buah serta menjaga kesehatan tanaman sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Pemangkasan ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Pemangkasan akar
Tujuan pemangkasan akar adalah untuk menghambat pertuhbuhan vegetatif. Jika pertumbuhan vegetatif terlalu cepat dan subur, justru bunga dan buah tidak akan tumbuh. Dalam pemangkasan ini, bagian yang dipangkas tidak boleh lebih dari setengah bagian akar atau setengah dari bola tanah yang mmbungkus akar. Kalau terlalu banyak akar yang dipangkas maka pertumbuhan tanaman akan terganggu karena zat makanan tidak dapat diserap. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a) Alat yang digunaka berupa benda tanjam dan kuat yang bisa langsung memutus akar.
b) Pemangkasan akar dapat dilakukan saat repotting (penggantian edia tanam pada pot).
c) Akar yang dipangkas adalah akar yang memanjang dan melingkar-lingkar / membelit-belit dan akar yang mati atau mati.
d) Jika pemangkasan akar dilakukan tidak saat repotting, media tanam dibagian pinggiran pot ditusuk dengan benda tajam secara berkeliling dan merata sampai ke dasar pot sehingga akar tanaman akan putus.
2. Pemangkasan tajuk
Tajuk tanaman yang terlalu rimbun atau rapat mengakibatkan cabang atau ranting tidak mendapatkan sinat matahari yang cukup. Oleh karena itu tajuk perlu dipangkas.
V. PEMANGKASAN UNTUK MENGATUR PEMBUNGAAN DAN PEMBUAHAN
Pada kasus tanaman jeruk umumnya, belum terbukti adnya pengaruh pemangkasan terhadap peningkatan produksi tanaman. Namun, pada tanaman yang terlampau rimbun, pemangkasan bagian pucuk-pucuknya menjadikan tanaman terbuka sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan generatif tanaman. Penamngkasn untuk mengatur merangsang pembungaan adalah pemangkasan produksi. Pemangkasan ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Cabang yang terlalu rimbun dipangkas karena tidak produktif. Pemangkasan ini sebenarnya merupakan pemangkasan rutin.
2. Selanjutnya, tanaman diberi pupuk P dengan takaran lebih tinggi dari takaran biasanya, yaitu 2 sendok makan.
3. Tanaman disemprot ZPT dengan takaran yang dianjurkan. Bayak jenis dan merek ZPT yang beredar di pasaran. Jenis bahan aktif yang paling banyak digunakan dalam ZPT adalah paclobutrazol. Cara kerja paclobutrazol adalah dengan menghambat keluarnya daun tanaman. Karena daunnya dihambat keluar, energi yang disimpan oleh tanaman akan keluar dalam bentuk bunga dan akhirnya berubah menjadi buah.
Cara penggunaan ZPT dengan menyemprotkannya ke seluruh bagian tanaman yang ada di permukaan tanah, terutama bagian daunnya. Khusus untuk paclobutrazol murni, pemakaian cukup 0,1 ml per liter air. Sementara itu, pemakaian ZPT dengan merek lain yang juga berbahan aktif paclobutrazol mengikuti petunjuk yang tertera pada kemasan. Salah satu merk dagang ZPT yang bisa digunakan adalah Cultar dan Goldstar. Jenis ZPT lain yang bisa digunakan adalah Atonik, Dekamon, Gibberelin,dan Hydrasil. Berbagai jenis ZPT itu bisa diperoleh di toko-toko pertanian.
Jika cuaca sedang cerah atau tidak sedang turun hujan, penyemprotan ZPT cukup dilakukan satu kali, dan bisa diulangi 2 minggu kemudian. Reaksi kerja ZPT sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanaman. Jika tanaman cukup subur, 1 bulan setelah pembeian ZPT tanaman sudah bisa berbunga.

Sumber:
• Budidaya Jeruk Asam di Kebun & di Pot karya Setiadi & Parimin
• Sukses Membuahkan Jeruk Dalam Pot karya Bernand T. Wahyu Wiryanta

Pemangkasan tanaman teh

Apabila tanaman di biarkan tumbuh normal, tidak dipangkas, tinggi tanaman teh bisa mencapai belasan meter. Tinggi tanaman yang demikian tentu akan menyulitkan pemeliharaan dan pemetikan pucuk, karena itu perlu dilakukan pemangkasaan. Selain itu pemangkasan juga bertujuan untuk merangsang pertumbuhan tunas baru dan memperluas bidang pemetikan. Saat melakukan pemeliharaan tersebut tidak hanya menghilangkan cabang yang rusak atau tidak sehat, tetapi juga menghilangkan lumut kerak dan tanaman epifit lainnya.
1. Jenis pemangkasan
Pemangkasan yang dilakukan ada beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Pemangkasan indukan
Pemangkasan indukan merupakan pemangkasan . Pemangkasan ini dikerjakan untuk tanaman semani atau stump, bibit yang berasal dari bagian bawah batang tanaman, yang tumbuh lurus tanpa membentuk cabang. Pelaksanaannya dilakukan apabila ukuran garis tengah batang kira-kira 2 ½ cm. Akan tetapi, pada tanaman yang kurang subur, tanaman dibiarkan menjadi besar terlebih dahulu. Tinggi tanaman yang tersisa sekitar 12-15 cm.
b. Pemangkasan bentuk
Tujuan melakukan pemangkasan sama seprti tanaman indukan. Cabang tanaman dipotong setinggi 30-40 cm dari atas tanah. Pemangkasan bentuk dilakukan 1,5-2,5 tahun setelah pemangkasan indukan. Waktu ini tidaklah sama untuk setiap daerah/ perkebunan, tergantung dari pertumbuhan tanaman tehnya.
c. Pemangkasan keprasan
Pemangkasan ini bertujuan untuk mendapatkan cabang baru yang diharapkan akan menghasilkan tunas. Oleh karena itu tujuannya sama dengan pemangkasan produksi, maka ada yang menggolongkan dalam pemangkasan produsi. Pemangkasan keprasan juga disebut pengkasan meja (cut across) karena hasilnya datar seperti meja. Pemangkasan dilakukan 2,5-3 tahun setelah pemangkasan bentuk. Jarak antara dua pemangkasan keprasan sekitar 1,5 meter. Bagian yang dipangkas sekitar 5 cm dari bekas pemangkasan sebelumnya. Dengan demikian tinggi tanaman dapat diatur sekitar 1 meter saja.
d. Pemangkasan produksi
Pemangkasan produksi ini terdiri atas beberapa tahap lagi, yaitu sebagai berikut.
A. Pemangkasan produksi kesatu dilakukan pada saat tinggi tanaman 45 cm atau tanaman berumur 8 tahun.
B. Pemangkasan produksi kedua dilakukan pada saat tinggi tanaman 50 cm atau tanaman berumur 11 tahun.
C. Pemangkasan produksi ketiga dilakukan saat tinggi tanaman 55 cm atau tanaman berumur 14 tahun.
Tahap D, E, F, G, H, I dan J tinggal mengikuti patokan di atas.
D. Pemangkasan produksi kesepuluh dilakukan saat tinggi tanaman 90 cm atau tanaman berumur 35 tahun.
e. Pemangkasan dalam
Pemangkasan dalam merupakan pemangkasan yang dilakukan antara bekas 2 pasangan bentuk, misalnya pangkasan bentuk I dan II. Waktu pelaksanaan bentuk adalah bulan Januari-Maret dengan jangka waktu 13-14 tahun sekali. Setelah melakukan pemangkasan produksi tahap K di atas bisa juga melakukan pemangkasan dalam. Berarti pangkasan dalam (pada gambar tahap L) dilakukan saat tanaman berumur sama dengan tahap K, yaitu 35 tahun. Tinggi tanaman setelah pemangkasan ini hanya 40 cm. Pemangkasan ini tidak harus dilakukan, sehingga ada yang tidak melakukannya.
Dalam perawatan tanaman teh juga dikenal pangkasan bersih atau clean prunning, yaitu pengkasan di seluruh bagian tanaman teh tenasuk cabang atau ranting yang mati, ranting kecil (diameter kurang dari 1 cm). Pangkasan bersih biasa dilakukan di perkebunan teh setiap 3-4 tahu sekali. Ada juga perkebunan yang melakukan pangkasan bersih secaera berselang seling dengan pangkasan meja. Manfaat pangkasan bersih adalah tanaman teh dapat dibersihkan dari pertumbuhan cabang yang tidak diperlukan. Walaupun demikian ada juga bahayanya, yaitu mengurangi daya asimilasi tanaman secara drastis terutuma tanaman yang pendek. Akibatnya, cabang-cabang bisa mati. Oleh karena itu, tanaman teh di daerah dataran rendah tidak dilkukan pangkasan bersih bila tadak ada tanaman pelindungnya.
2. Alat pemangkasan
Alat yang digunakan untuk memangkas adalah gergaji pangkas dengan panjang 40-60 cm dan lebar 7-8 cm yang semakin meruncing ke ujung. Ujung yang runcing untuk memudahkan alat tersebut dimasukkan ke sels-sels batang atau cabang yang hanedak dipangkas. Tangkai gergaji biasanya dibuat melengkung. Untuk mempercepat pekerjaan dapat digunakan gergaji mesin.
Selain gergaji pangkas alat yang juga digunakan adalah gaet, bentuknya melengkung hampir serti setengah lingkaran. Dalamnya cekungan (lengkungan) tersebut tergangtung dari macam pemangkasannya. Misalnya, pemangkasan dalam menggunakan gaet berbentuk lebih cekung daripada yang digunakan untuk pemangkasan keprasan. Selain itu, besar dan berat gaet juga ada beberapa macam.
Golok, pisau, gunting pangkas, atau parang yang tajam bisa juga digunakan asalkan rapi dan tidak melukai batang. Alat pangkas tersebut digunakan untuk batang atau cabang yang berukuran kecil.
Untuk membantu kelancaran pekerjaajn pemangkasan, digunakan alat bantu seprti tongkat ukuran dan batu asah (batu gosok) atau kikir. Tongkat ukuran terbuat dari kayu atau bambu yang ukuranya sesuai dengan ketinggian pangkas yang diinginkan. Kikir diperlukan untuk mempertajam permukaan potong grgaji pangkas. Sedangkan batu gosok digunakan untuk mengasah atua menggosok gaet. Ketajaman alat diperlukan agar tidak banyak melukai batang atau ranting.
3. Cara pemangkasan
Tongkat ukur diletakkan vertikal di tengah pohon. Lalu 2 atau 3 cabang di potong sesuai ketinggian tongkat ukur. Cabang lainnya dipangkas rata pedoman pada cabang yang telah diukur tadi. Bidang pangkasan harus dibuat rata dan sejajar dengan kemiringan tanah.
Sewaktu melakukan pemangkasan bidang permukaan batang atau cabang selaludibuat sudut lancip dengan sumbu cabang yang dipotong. Sudut yang sekitar 45° atau lebih sedikit. Akan tetapi, jangan kurang dari 45° karena ujung cabang yang tipis dapat mengering dan mati.
Bidang pemangkasan pada batang atau cabang yang berukuran besar perlu ditutup dengan bahan tertentu. Ini untuk menjaga serangan hama penyakit serta untuk kelangsungan pertumbuhan atau cabang. Penutupan luka dilakukan setelah pangkasan dibiarkan beberapa hari sampai luka mengering. Jenis bahan penutup antara lain meni, ter yang bersih (tidak mempunyai kandungan fenol bebas), atau aspal jenis Wonokromo 20/30 BPM. Apabila luka pangkasan sedemikian besarnya bisa juga digunakan adukan semen dan pasir untuk menutupnya.
Luka pada bidang pangkasan yang kecil boleh saja tidak ditutup. Namun, pada keadaan yang rawan hama penyakit dan untuk menghindari penularan bibit penyakit dari tanaman lain, hal ini perlu dilaksanakan. Bahan yang dianjurkan untuk dipakai adalah aspal jenis Wonokromo 20/30 BPM, malam dan socony produk 2295 A.
4. Waktu pemangkasan
Hal yang perlu diperhatikan adalah waktu pemangkasan. Waktu yang paling tepat adalah dipenghujung musim hujan. Pada saat itu hujan masih ada, tetapi frekuensinya tidak begitu besar dan curah hujannya sasuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Air hujan dibutuhkan tanaman untuk menumbuhkan tuans-tunas baru.
Pemangkasan di musim kemarau atau di awal musim penghujan kurang baik, terutama untuk tanaman teh di dataran rendah. Kekeringan yang terjadi di musim kemarau bisa fatal pengaruhnya terhadap tanaman teh yang baru dipangkas. Dan, awal musim penghujan banyak serangan penyakit cacar.
SUMBER:
• BUKU DASASR-DASAR BUDIDAYA TEH karya Muhammad A. Ghani (Penebar Swadaya).
• BUKU TEH PEMBUDIDAYAAN DAN PENGOLAHAN (Penebar Swadaya).